Rabu, 17 Juni 2009

KOAGULASI KOLOID

D. Koagulasi


Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel koloid tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut Koagulasi.



Dalam hal ini, koagulasi koloid merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama membentuk zat dengan massa yang lebih besar. Pada dasarnya, penggumpalan partikel-partikel koloid dapat terjadi baik secara fisis maupun secara kimia. Secara fisis, penggumpalan koloid biasanya terjadi akibat perubahan suhu. Dalam hal ini, suatu koloid dapat menggumpal ketika dipanaskan atau didinginkan. Sementara itu, secara kimia koagulasi koloid dapat terjadi sebagai hasil dari pencampuran suatu koloid dengan koloid lain yang berbeda muatan, mencampurkan dengan beberapa zat elektrolit, dan dengan pemanasan.


a. Mencampurkan koloid dengan koloid lain yang berbeda muatan. Sistem koloid bermuatan positif dicampur dengan sistem koloid lain yang bermuatan negatif, kedua koloid tersebut akan saling mengadsorpsi menjadi netral maka terbentuk kogulasi., misalnya koloid Fe(OH)3 dengan As2S3 pembentukan delta pada pertemuan dua sungai.


b. Mencampurkan koloid dengan zat elektrolit yang bermuatan berlawanan. Semakin besar muatan ion yang ditambahkan, semakin efektif penggumpalannya. Jika suatu elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid, maka partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation) dari elektrolit. Hal ini disebabkan karena partikel-partikel koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion) dari elektrolit. Hal ini menyebabkan partikel -partikel koloid tersebut dikelilingi oleh lapisan kedua yang memiliki muatan berlawanan dengan muatan lapisan pertama. Apabila jarak antara lapisan pertama dan kedua cukup dekat, maka muatan keduanya akan hilang sehingga terjadi koagulasi. Contoh, untuk menggumpalkan koloid Fe(OH)3 yang bermutan positif, efektivitas anion yang dipakai menggumpalkan adalah Cl- <>42- <>43-. Beberapa contoh koagulasi koloid karena penambahan elektrolit adalah : susu akan menggumpal jika ditambahkan jeruk nipis, partikel karet dalam lateks akan menggumpal jika ditambahkan asam laktat, emulsi sari kedelai pada proses pembuatan tahu akan menggumpal jika ditambahkan batu tahu (CaSO4. 2H2O) atau asam cuka.


c. Pemanasan akibat kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Menyebabkan lepasnya elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Partikel-partikel koloid bersifat stabil karena memiliki muatan listrik yang sejenis. Apabila muatan listrik tersebut hilang, maka partikel-partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses pengumpulan ini disebut flokulasi (floculation) dan gumpalannya disebut flok (flocculant). Gumpalan ini akan mengendap akibat pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan partikel-partikel koloid


2 komentar:

  1. penjelasannya bagus :). makasih informasinya mbak :).

    BalasHapus
  2. Vimeo - Videoodl!cc | Vimeo
    › video › vimeo › video › vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo youtube to mp3 320 Vimeo Vimeo Vimeo Vimeo

    BalasHapus